Saat satelit Telkom 3S lepas landas dari Guiana Space Center, Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, ada masa-masa krusial yang membuat jantung berdegup dan harap-harap cemas.
"Nanti seluruh pegawai Telkom yang ada di Indonesia akan menggelar doa bersama. Kami juga memohon doa kepada seluruh warga Indonesia agar peluncuran satelit Telkom 3S bisa sukses," kata Direktur Network, IT & Solution Telkom, Abdus Somad Arief, saat menyambut kedatangan di Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, Minggu malam (12/2/2017).
Pria yang akrab disapa ASA ini juga akan ikut di dalam ruang kendali (control room) saat peluncuran Telkom 3S berlangsung padanhari H yang dijadwalkan 14 Februari antara pukul 06.39 dan 08.05 waktu Kourou atau 15 Februari WIB sekitar pukul 04.39 WIB.
Kepala Proyek Satelit Telkom 3S Tonda Priyanto menambahkan, masa krusial dari proses peluncuran diperkirakan memakan waktu kurang lebih 50 menit pertama.
"Setelah itu ada masa tes untuk transponder C-Band di slot 135.5 BT. Selama tiga hari satelit ini akan berputar mengikuti bumi untuk menuju slot transit itu. Setelah itu baru ke slot tujuannya. Kita perkirakan 1 April sampai di slot tujuan dan 16 April penyerahan sepenuhnya operasi dari Thales ke Telkom," jelasnya.
Foto: rou/detikinet |
Seperti diketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelitnya (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya USD 200 juta hingga USD 250 juta.
Telkom sebelumnya juga sudah memberikan gambaran skenario peluncuran dari satelit Telkom 3S. Menurut ASA, kurang lebih ada empat fase skenario yang bisa ditempuh.
Fase pertama, satelit yang akan diterbangkan oleh Flight VA235 menggunakan roket Ariane 5 ini menggunakan tenaga solid booster, untuk dua roket lebih kecil yang ada di kiri dan kanan.
"Fase di tahap ini akan membawa satelit sampai ketinggian 70 km selama lebih kurang 2 menit," ujarnya.
Kemudian di fase kedua, menggunakan roket utama (main stage) di tabung tengah besar, membawa sampai ketinggian 200 km kurang lebih menit ke-8. Dari sini trajectory roket sudah tidak vertikal lagi tetapi mulai membentuk ellipse.
Selanjutnya, di fase ketiga, menggunakan roket upper stage sebagai roket peluncur yang terakhir sampai di menit ke-27 dan dilanjutkan dengan separasi atau pemisahan satelit.
Satelit Telkom 3S tak meluncur sendirian. Karena Arianespace, sang perusahaan peluncurnya, akan menggandengkan satelit milik Telkom itu bersama dengan satelit Sky Brazil milik operator AT&T.
Telkom 3S sendiri memiliki bobot 3.5 ton dan posisinya berada di bagian bawah roket peluncur satelit. Sedangkan Sky Brazil dengan bobot 6,0 ton berada di bagian atas. Tujuan akhir Telkom 3S adalah ke slot orbit 118 derajat bujur timur (BT) di ketinggian 36.000 km dari atas permukaan bumi.
"Satelit Sky Brazil yang berada di deck atas akan dilepas lebih dulu, sekitar 10 menit setelahnya baru Telkom 3S yang berada di deck bawah dilepas," lanjut ASA.
Selanjutnya, di fase keempat, dengan menggunakan roket di dirinya sendiri, Telkom 3S dan SkyBrazil akan meneruskan perjalanannya menuju ke orbitnya masing-masing.
Baik satelit Telkom 3S dan Sky Brazil sendiri rencananya akan diluncurkan dari Guiana Space Center, Kourou, Guyana Prancis. Setelah meluncur dan tiga kali mengelilingi bumi selama 10-15 hari, satelit ini akan didorong oleh roket peluncur internal untuk masuk ke orbit 118 BT agar bisa beroperasi di atas Pulau Kalimantan.
Satelit Telkom 3S yang akan diterbangkan oleh Flight VA235 menggunakan roket Ariane 5 ini akan memiliki kapasitas 42 transponder, yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 8 transponder Extended C-Band, serta 10 transponder Ku-Band. (rou/fyk)
Sumber
comment 0 comments
more_vert