Pada Maret 2011 lalu, gempa dahsyat dengan kekuatan 9 mengguncang Jepang. Gempa tersebut berdampak cukup hebat bagi Jepang. Salah satunya, beberapa reaktor nuklir pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di wilayah Jepang, tepatnya Fukushima, mengalami ledakan.
Nyaris enam tahun setelah kejadian itu, radiasi nuklir di PLN tersebut masih sangat tinggi. Bahkan, saking tingginya, radiasi tersebut bisa menyebabkan kerusakan elektronik secara seketika.
Beberapa saat lalu, sebuah robot bikinan Tokyo Electric Power (TEPCO) bertugas untuk memeriksa dan membersihkan reaktor nuklir di Unit 2. Ini merupakan pertama kalinya robot memasuki Unit 2 sejak kejadian gempa bumi dan tsunami di 2011 lalu.
Nah, ketika memasuki reaktor tersebut, tiba-tiba kamera yang ada di robot tersebut langsung rusak. Penyebabnya adalah radiaksi nuklir yang terlalu tinggi.
Robot pembersih itu, sebagaimana dirangkum dari The Verge, Selasa (14/2/2017), kembali ke pusat misi hanya setelah dua jam "bertugas". Tim peneliti memutuskan untuk langsung menarik robot, beberapa saat sebelum kamera rusak. Keputusan itu diambil untuk mencegah penyebaran kerusakan pada robot.
Berdasarkan hasil analisis dari gambar yang sempat diambil oleh robot, para ahli memperkirakan bahwa tingkat radiasi mencapai 650 Sievert per jam. Robot itu didesain agar bisa bertahan hingga 1.000 Sievert per jam, oleh karena itu yang rusak hanya kamera robot.
Menurut laporan, tingkat radiasi yang ada dalam reaktor tersebut sangatlah tinggi. Sebagai gambaran, jika ada manusia yang masuk ke reaktor itu, bakal langsung tewas seketika.
Menurut penjelasan TEPCO, robot itu awalnya ditugaskan untuk mengamati dan membersihkan sebuah jalur dengan air bertekanan tinggi. Dengan cara itu, diharapkan robot kedua bisa masuk untuk mengamati kerusakan bangunan.
Meski misi robot dianggap gagal, para peneliti menemukan sebuah kabar baik. Tidak ada kebocoran di reaktor tersebut. Itu artinya, kota-kota di sekitar lokasi tidak perlu khawatir bakal terkena radiasi.
Sumber
comment 0 comments
more_vert