MASIGNALPHA101

Line Tidak Mau Hanya Jadi Aplikasi "Chatting"

Line Tidak Mau Hanya Jadi Aplikasi "Chatting"
Thursday, February 9, 2017


Line giat mengejar target menjadi "Smart Portal" pada 2019. Perusahaan messaging ini ingin menjadi platform komunikasi dominan di kalangan anak muda milenial di Indonesia, yakni mereka yang berusia antara 15 hingga 32 tahun.

Berbagai upaya yang dilancarkan untuk meraih tujuan tersebut antara lain membikin layanan agregasi konten berita Line Today dan marketplace Line Shopping. Turut dikembangkan pula layanan bot customer service dengan merangkul pelaku aneka bisnis di Indonesia, mulai dari ritel, perbankan, hingga telekomunikasi.

Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan, memandang bahwa, dalam upaya melakukan ekspansi bisnis di masa depan, Line memang tidak cukup hanya berkutat dengan fungsi utamanya sebagia penyedia layanan chatting.

"Kami harus terus mengembangkan usaha. Sekarang jalannya ke smart portal. Secara paralel kami kembangkan juga chatbot dan AI (kecerdasan buatan). Ini akan jadi area yang menarik di masa depan. Line tidak akan stop di messaging," ujar Ongki ketika ditemui usai acara Line Business Outlook 2017 di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Menurut Ongki, para penyedia layanan online (OTT, over the top) lain saat ini juga berbuat hal yang sama, yakni melakukan konvergensi dengan menyediakan aneka layanan lain di samping servis utama. Dia mencontohkan Instagram yang kini masuk ke ranah messaging, juga Google yang belakangan merilis Allo. Karena itulah, lanjutnya, Line merasa harus melakukan inovasi serupa.

"Itulah konvergensi, tidak bisa dihindari. Batasan-batasan akan mulai hilang. Jadi, kita tidak bisa dibilang, 'oh, you're a messaging app'. Ke depannya bisa lebih luas lagi, (Line) bisa jadi e-commerce," imbuh Ongki.

Situs web atau aplikasi?

Tujuan akhir menjadi "Smart Portal" tak lain dan tak bukan adalah menjaring pengguna agar tetap bertahan memakai servis Line dalam melakukan segala sesuatu, mulai dari chatting, mencari berita (Line News), belanja (Line Shopping), hingga membaca komik (Line Webtoon) ataupun belanja online (Line Shopping).

"Jadi, one stop service untuk semua konten," kata Ongki. "Sebisa mungkin dunia user Line itu ada di seputar line.

Mengingat banyaknya jumlah layanan Line yang telah atau akan hadir, Ongki mengaku masih belum tahu apakah aneka layanan "Smart Portal" Line tersebut nantinya akan tetap diakses lewat aplikasi, ataukan dialihkan ke situs web dalam bentuk portal online. "Saya belum bisa jawab sekarang. Kami masih mematangkan konsepnya," ujar dia.

Yang jelas, menurut Ongki, Line akan fokus mengembangkan layanan agar bisa dipakai lewat smartphone. Potensi pertumbuhan user base di Indonesia masih sangat besar, mengingat angka penetrasi smartphone baru mencapai kisaran 30 persen dan bisa terus berkembang.

Line sendiri kini memiliki 90 juta pengguna di Indonesia. Sebanyak 80 persen atau sekitar 72 juta di antaranya merupakan pengguna aktif bulanan (Monthly Active User, MAU). Angka tersebut sudah mendekati MAU Facebook di Indonesia yang tercatat sebesar 88 juta, dan jauh lebih besar dari Instagram yang memiliki MAU 22 juta di Tanah Air.

Ongki mengatakan, pertumbuhan jumlah pengguna Line di Indonesia mencapai 200 persen dalam masa dua tahun antara 2014 hingga 2016 lalu.


Sumber
Your Description Here...