Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono mengatakan, bagi Indonesia yang kondisi geografisnya terdiri dari banyak pulau, satelit merupakan keniscayaan.
"Indonesia tanpa satelit itu gak mungkin, karena kita gak mungkin gelar serat optik di seluruh pelosok Indonesia. Mungkin itu butuh waktu panjang sekali dan untuk sementara satelit melengkapinya," ujar Kristiono ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta.
Peluncuran Telkom 3S menurutnya adalah salah satu upaya mengatasi persoalan kesenjangan teknologi yang belum merata di Indonesia. Dengan demikian, dia mengapresiasi upaya Telkom yang akan meluncurkan satelitnya di Kourou, Guyana Prancis.
"Saya rasa sangat positif karena masalahnya Indonesia dengan geografis seperti ini tidak mungkin tanpa satelit. Jadi, teknologi satelit itu kapasitasnya besar, punya bandwidth besar, serta fleksibel," ungkapnya.
Menurut Kristono, Indonesia akan terus membutuhkan para pemain satelit lokal. Pasalnya, ada 53 satelit coverage di Indonesia, di mana kurang dari 10%-nya merupakan pemain satelit lokal.
"Jadi, makin banyak perusahaan Indonesia punya satelit, makin bagus," sebutnya.
Selain itu, kebutuhan satelit juga dikarenakan belum meratanya infrastruktur di seluruh Indonesia. Masih ada kesenjangan pembangunan infrastruktur antara di Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa.
"Sehingga kebutuhan satelit akan makin tinggi, karena bandwith makin murah, tapi harapannya juga makin murah," imbuh dia.
Telkom 3S dijadwalkan meluncur dari Guiana Space Center, Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan pada 14 Februari waktu setempat antara 06.39 dan 08.05 atau UTC 21:39 dan 23:05 PM. Di Indonesia, peluncurannya diperkirakan pukul 04.39 WIB pada 15 Februari WIB. (rns/rns)
Sumber
comment 0 comments
more_vert